Thursday, August 27, 2015

Antara Alfiah Ibnu Malik dan Alfiah Ibnu Mu’thiy


Pada bait kelima Alfiah-nya, syeikh Ibnu Malik telah menegaskan bahwa Alfiah yang hendak beliau tulis mengungguli Alfiah Ibnu Mu’thiy. Konon, pada bait keenam, beliau pada awalnya hendak menyatakan bahwa kitab beliau lebih unggul 1000 bait ketimbang yang disusun oleh syeikh Ibnu Mu’thiy. Setelah penulisan separo pertama bait keenam tersebut, tiba-tiba beliau tidak mampu melanjutkan kitab Alfiah yang hendak beliau karang selama berhari-hari.

Suatu ketika, beliau bermimpi bertemu dengan seorang pria tak dikenal. Pria itu berkata, “Kudengar bahwa Engkau sedang menulis kitab Alfiah yang membahas tentang ilmu Nahwu.”

“Ya,” kata syeikh Ibnu Malik.

“Sudah sampai mana?” tanya pria tak dikenal itu.

“Sampai ‘mengunggulinya (kitab Alfiah ibnu Mu’thiy) dengan seribu bait’,” jawab yang ditanya.

“Apa yang menghalangimu menyempurnakan bait ini?”

“Aku sudah tidak mampu melanjutkan selama berhari-hari.”

“Apakah Engkau ingin menyempurnakannya?”

“Ya”

Satu yang hidup memang terkadang mengalahkan seribu yang mati ya. . .” ujar syeikh Ibnu Mu’thiy. Kemungkinan, pernyataan beliau ini ditujukan untuk menegur syeikh Ibnu Malik.

“Jangan-jangan Engkau Ibnu Mu’thiy?” kata syeikh Ibnu Malik, tersadar dengan  siapa beliau sedang berbicara.

“Ya,” jawab pria itu singkat.

Syeikh Ibnu Malik terbangun. Terngiang oleh apa yang didengarnya dalam mimpi, beliau diliputi rasa malu. Maka ketika masuk waktu Shubuh, beliau menghapus paroh pertama bait keenam yang telah beliau tulis, kemudian beliau ganti dengan bait keenam sebagaimana yang sekarang tertulis di kitab-kitab Alfiah Ibnu Malik yang beredar di tengah-tengah kita.


WaLlahu a`lam.



0 comments:

Post a Comment