Huruf Hijaiyah
Huruf
hijaiyah adalah semua huruf dalam bahasa Arab yang jumlahnya ada 28 buah. Huruf
tersebut adalah huruf-huruf yang saya sajikan dalam tabel di bawah ini.
Lafadz
Lafadz
adalah suara yang memuat huruf hijaiyah. Sebagai contoh adalah
suara dari tulisan قَلَمٌ.
Ketika tulisan ini diucapkan, maka yang terdengar adalah suara yang terdiri
dari huruf ل, ق dan م. Menurut pengertian di atas, tulisan tidak bisa disebut lafadz,
karena tulisan bukan suara. Sama halnya, suara yang tidak memuat huruf hijaiyah
juga tidak bisa disebut lafadz.
Meskipun
demikian, saat saya (atau penulis di buku/kitab) menulis “قَلَمٌ adalah lafadz”, maka yang dimaksud sebenarnya, “suara yang
tulisannya قَلَمٌ adalah lafadz”. Atau jika saya menulis
“lafadz قَلَمٌ adalah kalimat isim”, maka yang saya maksud,
“lafadz yang tulisannya قَلَمٌ
adalah kalimat isim”. Dan sebagainya.
Kalimat
Kalimat
adalah lafadz yang mempunyai makna dan tidak tersusun.
Sebagai contoh, lafadz “َضَرَب”
adalah kalimat, karena mempunyai makna, yaitu 'telah memukul'. Lafadz seperti “ٌدَيْز” tidak bisa disebut kalimat, karena tidak mempunyai makna.
Menurut pengertian ini, dapat kita lihat bahwa kalimat dalam bahasa Arab
memiliki pengertian yang berbeda dengan kalimat dalam bahasa Indonesia.
‘Kalimat’ dalam bahasa Arab memiliki makna sama dengan ‘kata’ dalam bahasa
Indonesia. Dalam tulisan ini dan seterusnya, ketika saya menyebut kalimat, maka
yang saya maksud adalah kalimat menurut pengertian bahasa Arab /Ilmu Nahwu. Jadi,
mari kita cermat dan teliti dalam memahami perbedaan istilah ini.
Tulisan
berikutnya: Pembagian Kalimat
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMaaf, jika diizinkan berkomentar dan kalau saya tidak salah baca, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
ReplyDelete1) Dalam tabel huruf hijaiyah di atas, saat saya hitung jumlahnya hanya ada 26 huruf, yang artinya ada 2 huruf hijaiyah yang belum dicantumkan, yakni huruf ع dan غ. Apakah benar demikian?
2) Pada kalimat (menurut pengertian bahasa Indonesia) yang penulis tulis di atas: "Ketika tulisan ini diucapkan, maka yang terdengar adalah suara yang terdiri dari huruf ق, ل, dan ن", yang ingin saya tanyakan apakah huruf "ن" di sini tidak seharusnya diganti dengan huruf "م"? Karena ketika lafadz "قلم" diucapkan, maka yang saya dengar adalah suara yang terdiri dari huruf ل, ق dan م.
3) Pada kalimat (menurut pengertian bahasa Indonesia) yang penulis tulis di atas: "Lafadz seperti “ٌدَيْز” tidak bisa disebut kalimat", yang ingin saya tanyakan apakah di sini penulis sengaja membuat contoh dengan lafadz "ٌدَيْز"? Karena yang saya ketahui selama ini biasanya yang digunakan sebagai "contoh untuk yang tidak bisa disebut kalimat" adalah lafadz "ٌزَيْد", maksud saya di sini ialah sekedar ingin memastikan bahwa hurufnya tidak kebalik.
Jika saya yang salah, mohon diluruskan.
Terima kasih.
Saya baru tahu ada tanggapan.. Terima kasih sudah memberi tanggapan..
Delete1) dan 2) salah ketik. Alhamdu liLlah sudah diingatkan, jadi bisa diperbaiki dan tidak menimbulkan kebingungan...
3) Itu memang kebalikan dari lafadz ٌزَيْدََ. Maksudnya adalah, kebalikan lafadz ٌزَيْدََ, yakni lafadz ٌدَيْز tidak bisa disebut kalimat, karena tidak mempunyai makna. Silahkan lihat Ibnu Aqil dan Dalilus Salik ila Alfiatibni Malik... :)
Sami-sami, saya juga baru tau ada tanggapan.
ReplyDeleteSudah siipp.
Iya, benar, saya yang salah, belum ngrujuk kesitu, Alhamdu liLlah sudah diingatkan dengan menyertakan penjelasan, terima kasih :)