Monday, May 11, 2015

Mengenal Isim II

Ada beberapa ciri atau tanda yang bisa kita gunakan untuk mengetahui apakah suatu lafadz merupakan isim atau bukan. Tanda ini sebenarnya berjumlah 30 puluh buah (lihat Tasywiqul Khollan), tetapi dalam Alfiah hanya disajikan lima tanda saja. Kelima tanda ini dianggap yang paling pokok dan yang paling banyak ditemukan dalam teks-teks berbahasa Arab.

Tanda tersebut secara terinci adalah: Jer, Tanwin, Nida, Al, dan Menjadi Musnad Ilaih (disandari oleh lafadz lain).

(1)   JER

Maksudnya, jika suatu lafadz beri’rob jer, maka lafadz tersebut pasti isim. Jadi, kapan pun dan di mana pun kita berjumpa dengan lafadz yang beri’rob jer, berarti lafadz itu adalah kalimat isim.

Suatu lafadz dapat beri’rob jer karena tiga sebab:
·         Kemasukan huruf Jer
·         Menjadi Mudhof Ilaih
·         Mengikuti Lafadz lain yang dibaca Jer

Kemasukan Huruf Jer

Huruf jer ialah huruf-huruf yang menyebabkan isim beri’rob jer. Huruf ini ada sekitar 19, namun yang paling sering digunakan dan paling populer ada 12, yaitu:


Setiap lafadz yang terletak setelah huruf-huruf pada tabel di atas pasti isim, karena hanya isim yang bisa diletakkan sesudah huruf-huruf tersebut.

Contoh:
أَحْمَدُ فِي الْمَسْجِدِ
(Ahmad berada di dalam masjid)

Kita perhatikan bahwa lafadz الْمَسْجِدِ terletak di belakang/sesudah huruf jer فِي. Dengan demikian, dapat kita simpulkan tanpa perlu ragu sedikitpun bahwa lafadz الْمَسْجِدِ merupakan kalimat Isim.

Menjadi Mudhof Ilaih

Jika dalam bahasa Indonesia ada istilah kata majemuk dan frasa, maka dalam bahasa Arab ada istilah susunan Idhofah. Dalam banyak konteks, ketiganya sangat mirip.

Contoh: kitab Zaid (maksudnya kitab milik Zaid). Kata kitab dan Zaid pada contoh ini menjadi satu kesatuan dan disebut dengan kata majemuk. Jika diterjemah ke dalam bahasa Arab, kita peroleh lafadz
كِــتَابُ زَيْـــدٍ
Dua lafadz ini terangkai menjadi satu kesatuan. Jika dihilangkan salah satu lafadz/kata, maka makna yang terjadi tidak akan sama lagi. Rangkaian/susunan seperti ini dalam bahasa Arab disebut susunan Idhofah.

Rangkaian Idhofah terdiri dari dua komponen, yaitu mudhof dan mudhof ilaih. Kita dapat menyajikan rangkaian ini dalam bagan berikut.


Nah, dalam rangkaian Idhofah, Mudhof Ilaih selalu beri’rob jer.
Jadi, dalam contoh kita ini, lafadz  كِــتَابُ adalah mudhof, sedangkan lafadz زَيْـــدٍ  adalah mudhof ilaih. Karena mudhof ilaih selalu beri’rob jer, berarti lafadz زَيْـــدٍ juga beri’rob jer. Dengan demikian, lafadz زَيْـــدٍ pastilah isim.

Akan kita bahas rangkaian Idhofah lebih detail suatu hari nanti, in syaa Allah. Semoga Allah memudahkan dan meridhoi usaha-usaha baik kita. Amin.

Mengikuti Lafadz Lain yang Dibaca Jer

Karena bagian ini membutuhkan lumayan banyak bekal informasi, untuk sementara, kita tinggalkan dulu bagian ini. In syaa Allah akan kita bahas kelak.

WaLlahu a'lam bishshowaab.

Monggo bila ada kritik atau koreksi. Terima kasih dan semoga bermanfaat.