Ada beberapa ciri atau tanda yang bisa kita gunakan
untuk mengetahui apakah suatu lafadz merupakan isim atau bukan. Tanda ini
sebenarnya berjumlah 30 puluh buah (lihat Tasywiqul Khollan), tetapi
dalam Alfiah hanya disajikan lima tanda saja. Kelima tanda ini dianggap yang
paling pokok dan yang paling banyak ditemukan dalam teks-teks berbahasa Arab.
Tanda tersebut secara terinci adalah: Jer,
Tanwin, Nida, Al, dan Menjadi Musnad
Ilaih (disandari oleh lafadz lain).
(1)
JER
Maksudnya, jika suatu lafadz beri’rob jer, maka lafadz
tersebut pasti isim. Jadi, kapan pun dan di mana pun kita berjumpa dengan
lafadz yang beri’rob jer, berarti lafadz itu adalah kalimat isim.
Suatu lafadz dapat beri’rob jer karena tiga sebab:
·
Kemasukan huruf Jer
·
Menjadi Mudhof Ilaih
·
Mengikuti Lafadz lain yang
dibaca Jer
Kemasukan Huruf Jer
Setiap lafadz yang terletak setelah huruf-huruf pada
tabel di atas pasti isim, karena hanya isim yang bisa diletakkan sesudah
huruf-huruf tersebut.
Contoh:
أَحْمَدُ
فِي الْمَسْجِدِ
(Ahmad berada di dalam masjid)
Kita perhatikan bahwa lafadz الْمَسْجِدِ terletak di belakang/sesudah huruf jer فِي. Dengan demikian, dapat kita simpulkan tanpa perlu ragu
sedikitpun bahwa lafadz الْمَسْجِدِ merupakan kalimat Isim.
Menjadi Mudhof Ilaih
Jika dalam bahasa Indonesia ada istilah kata majemuk dan frasa,
maka dalam bahasa Arab ada istilah susunan Idhofah. Dalam banyak
konteks, ketiganya sangat mirip.
Contoh: kitab Zaid (maksudnya kitab milik
Zaid). Kata kitab dan Zaid pada contoh ini menjadi satu kesatuan dan disebut
dengan kata majemuk. Jika diterjemah ke dalam bahasa Arab, kita peroleh lafadz
كِــتَابُ زَيْـــدٍ
Dua lafadz ini terangkai menjadi satu kesatuan. Jika
dihilangkan salah satu lafadz/kata, maka makna yang terjadi tidak akan sama
lagi. Rangkaian/susunan seperti ini dalam bahasa Arab disebut susunan Idhofah.
Rangkaian Idhofah terdiri dari dua komponen, yaitu mudhof
dan mudhof ilaih. Kita dapat menyajikan rangkaian ini dalam bagan
berikut.
Nah, dalam rangkaian Idhofah, Mudhof Ilaih
selalu beri’rob jer.
Jadi, dalam contoh kita ini, lafadz كِــتَابُ adalah mudhof, sedangkan lafadz زَيْـــدٍ adalah mudhof ilaih.
Karena mudhof ilaih selalu beri’rob jer, berarti lafadz زَيْـــدٍ juga beri’rob jer. Dengan demikian, lafadz زَيْـــدٍ pastilah isim.
Akan kita bahas rangkaian Idhofah lebih detail
suatu hari nanti, in syaa Allah. Semoga Allah memudahkan dan meridhoi
usaha-usaha baik kita. Amin.
Mengikuti Lafadz Lain yang Dibaca Jer
Karena bagian ini membutuhkan lumayan
banyak bekal informasi, untuk sementara, kita tinggalkan dulu bagian ini. In syaa
Allah akan kita bahas kelak.
WaLlahu a'lam bishshowaab.
Monggo bila ada kritik atau koreksi. Terima kasih dan semoga bermanfaat.